june
3 min readFeb 13, 2024

--

TW // violence, gun, blood, cigarette

“Woi!! Jangan lari lo!”

Sosok remaja laki-laki dengan hoodie hitam terus berlari melewati genangan air yang membasahi jalanan— berusaha melarikan diri dari kejaran orang-orang yang berada di belakangnya.

Namun, tiba-tiba ia terjebak. Gang yang ia lewati itu ternyata buntu.

“Mau lari ke mana lo?” Suara pria yang berada di depannya pun menginterupsi nya.

“Alah anjing!” Sadam Bagaspati — sosok laki-laki ber–hoodie hitam itu langsung melayangkan pukulannya kepada dua orang pria di depannya.

Adu pukul pun terjadi. Hingga pada akhirnya, Sadam pun tak bisa mengelak kala orang di depannya memblokir akses geraknya dan menendang semua titik di tubuhnya hingga ia terjatuh.

Di bawah sana, dirinya terpojokkan sekarang . Bagaikan mangsa yang sudah siap di terkam hewan buas ia tak bisa membela dirinya lagi.

PLANG!!

Sadam terkejut saat pria yang ingin menghajar dirinya itu terjatuh. Ternyata, tak jauh dari sana ada sosok laki-laki yang seumuran dirinya melempar botol kaca kepada salah satu pria di depannya itu hingga kepalanya berdarah. Sadam pun tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia menyeka darah yang keluar dari bibirnya, dan langsung menghajar keduanya hingga tak berdaya. Setelah itu, Sadam pun menghampiri laki-laki yang sudah menyelamatkannya tadi.

“Lo gapapa?” tanya laki-laki itu.

“Gue gapapa kok. Thanks yaa!! Tapi, lebih baik kita pergi dari sini.”

“Lo ambil aja mau yang mana.”

Mereka sekarang berada di minimarket. Sadam mengambil kopi botol kemasan dan sebungkus rokok. Sedangkan cowok yang menolongnya tadi hanya mengambil minuman kemasan botol rasa milk tea. Mereka pun langsung ke kasir dan menaruh barang yang mereka beli.

“Kalau sama ini boleh gak?” tanya laki-laki tadi sambil menunjuk permen yang berada di rak di depannya.

Sadam pun terkekeh, “Boleh, ambil aja.”

Setelah pembayaran selesai, mereka pun duduk di kursi depan minimarket untuk menikmati apa yang telah mereka beli.

“Oh ya, makasih banyak udah nolongin gue tadi.”

“Iyaa, sama-sama. Kebetulan juga gue lagi lewat situ. Btw tadi kenapa, kok bisa dipukulin gitu, sih?”

Sadam tersenyum kecut, “Ah, biasalah. Ada masalah gitu sama orang. Terus ya ribut deh.”

Cowok itupun hanya mengangguk mendengar pernyataan dari Sadam.

“Mau rokok?” tawar Sadam kepada laki-laki itu.

Laki-laki itu menggeleng, “Enggak. Gue gak ngerokok.”

Sadam mengernyitkan dahinya.

Ia bingung, di zaman seperti sekarang masih ada cowok yang tidak merokok. Sungguh aneh laki-laki yang berada di depannya saat ini.

“Kenapa emang?”

Cowok itu tersenyum, “Karena gue nurut sama perkataan Bunda. Dulu, beliau ngelarang gue buat ngerokok. Terus sampe sekarang gue nurut deh. Lagian juga ngerokok gak baik buat kesehatan paru-paru. Mending mam permen aja. Nih ambil!” Ia menyodorkan sebatang permen yang dibeli tadi.

Sadam memasukkan kembali batang rokok yang dikeluarkannya dan malah menerima permen yang diberikan. Ia mengembangkan senyumnya, dan menatap laki-laki di sampingnya

“Gue Sadam, Lo?”

Laki-laki itu melepas kuluman permen yang tengah dinikmatinya.

“Sagara.”

Seketika bola mata Sadam membulat kala mendengar nama itu.

Sagara, merupakan satu nama yang selalu berkeliaran di pikirannya selama ini.

Sadam menatap tak percaya. Dengan cepat ia berdiri, mendekatkan jaraknya pada laki-laki itu dengan tangannya yang bertumpu pada belakang kursi.

“Nama panjang lo … siapa?”

Sagara— laki-laki itu terlihat bingung melihat perlakuan Sadam. Ia meneguk cepat salivanya.

“Sagara ….” Sadam terus memerhatikan kalimat-kalimat yang keluar dari bilah bibir itu.

“Mahesa. Sagara Mahesa, that’s my full name. Kenap—”

DORR!!

Entah dari mana, satu peluru berhasil menembus masuk ke dalam tubuh Sadam di bagian kanan. Sagara panik, orang yang baru saja dikenalnya beberapa menit yang lalu tiba-tiba tertembak oleh seseorang yang tak dikenali.

Para warga pun langsung berdatangan dan berkerumun saat ia berteriak untuk meminta tolong.

Selang beberapa menit, ambulans yang dihubungi salah warga pun datang. Sadam yang mulai bersimbah darah itu langsung dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan. Hingga pada akhirnya area tersebut pun langsung diamani oleh pihak kepolisian.

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

--

--

june
june

Written by june

hanya mencoba untuk merajut angan yang tak tersampaikan di dunia nyata.

No responses yet

Write a response